Selamat datang matahari. Selamat menghangatkan jiwa-jiwa yang
sedang merapikan rumbai-rumbai gordin jendela kamar. Selamat menyinari
jiwa-jiwa yang jendela hatinya senantiasa terbuka untuk menuangkan tetes demi
tetes kasih sayang.
Pagi ini garis horizon matahari masih satu senti. Aku minggat
dari keranjang kasur dan sepagi ini aku menapaki kulit ari bumi menuju
kedai kopi. Hawa dingin mampu kulewati. Dan di depan pintu kedai aku mulai bisa
mencium wangi ruangan bertabur aroma kopi. Inilah hiburanku pagi ini.
Aku lirik halaman di depan, di luar embun-embun masih menggoda
rumpu-rumput hijau. Di atas meja nomor satu segera kusandingkan teko, cangkir,
sendok, dan tangan kananku. Lalu perlahan kutuang kopi, mengisi kekosongan
ruang, segaris dengan lingkar kepala cangkir.
Maka lihatlah apa yang ada di hadapanku. Kopi tersaji manis dan
siap disedu. Darinya aku melihat ada keserasian dan keromantisan. Dua buah
keindahan yang bisa dilihat oleh siapa saja yang menikmatinya dengan kedua mata
dan hatinya.
Suatu hari ketika hati menikmati pesona kembang api
Dor berkali-kali
Seketika itu pun bunga-bunga api di atap langit menghilang menjadi hitam kembali
ditulis 25 Maret 2014 pukul 2:15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar