Bahagianya, melihat para bocah girang dan senang ketika mereka
bermain petak umpet. Sebuah permainan
yang mengadu kecerdikan, untuk mencari dan menyembunyikan diri. Menjadi si
kucing yang siap mencari kawannya, menutup mata di badan pohon lalu berhitung
dari hitungan satu sampai hitungan ke sekian. Setelah semua kawanan kucing
berhambur ke lorong-lorong atau semak-semak persembunyian, inilah waktunya si
kucing beraksi. Berputar ke sana ke mari, berteriak memanggil nama-nama, tak
hiraukan panjang detik menit yang ia jejak, tak risaukan berbagai tikungan yang
harus dilewati. Untuk "mencari" atas apa yang sengaja disembunyikan
dan "menemukan" atas apa yang sengaja disembunyikan.
Lalu bagaimana dengan kita ? Yang dahulunya juga bocah kecil, lalu
kini tumbuh menjadi manusia dengan fisik dan batin yang lebih matang..
Akankah petak umpet
masih menjadi pilihan permainan kita ? Atau mungkin menjadikannya sebuah anak
tangga untuk menapakkan langkah, menuju satu babak kehidupan yang lebih mapan ?
Kamu atau aku menjadi si kucing, yang bersiap mencari dan dicari, untuk saling
menemukan apa yang sengaja disembunyikan. Tentunya dengan segala perhitungan
matang- perhitungan waktu, perhitangan tikungan, serta perhitungan-perhitungan
lainnya.