Manusia dengan segala duka dan bahagianya.
Ada masa ketika hati kita diuji, laiknya permainan trampolin. Perlahan raga ini
akan diwa naik dan turun namun seketika juga melesat tinggi dan rendah dalam
sekejap. Up and down!
Manusia dengan segalan kelebihan dan
kekurangannya. Ada masa ketika kita mampu merampungkan setiap amanah tanpa
merasa susah, marah, dan gelisah. Namun ada kalanya kondisi itu berlawanan, di
mana menyelesaikan amanah penuh gelisah, amarah, dan rasa susah.
Manusia, adalah makhluk yang dicipta dengan sebaik-baik bentuk.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
(Kalam Allah dalam Surat At-Tiin ; 4).
Atas nikmat hati dan akal yang Allah
berikan.
Diri kita sendirilah yang sejatinya
memahami apa, siapa, dan bagaimana diri kita. Disaat suka, kita sendiri yang
mengerti bagaimana mengemasnya, mungkin dengan bersorak, mungkin dengan
bersyukur, atau bahkan dengan berbagi rasa suka dengan yang lain. Dan disaat
duka melanda, hanya diri kita saja yang bisa mengerti bagaimana cara
menakhlukkannya, mungkin dengan cukup membiarkannya larut dan hanyut dalam
diri, lari kepada manusia, atau malah kembali kepada yang memberi nikmat duka
itu sendiri.
Masih belajar untuk menyederhanakan yang
terlihat rumit.
Masih berupaya untuk mengenali apa, siapa,
dan bagaimana diri ini.
“Gunakan yang ada, lalu maksimalkan”