Rabu, 21 Oktober 2015

di tengah perjalanan



Nanti, dengan sendirinya kamu akan bertemu tanpa perlu suatu alasan. Ketika melihat sosoknya akan ada sepercik keyakinan yang akan menuntunmu dalam mengambil keputusan besar. Semacam ada rasa klik, tanpa perlu diada-ada ataupun dibuat-buat.
Di tengah perjalanan bersama buku-buku dan di antara debu-debu.

Rabu, 14 Oktober 2015

Perempuan dan Perasaan



Hati perempuan itu luasnya, seperti lautan, luas sekali. Kalau ingin mencoba memahaminya berarti menyelamlah. Menyelam seluas itu? Iya, seluas dan sedalam lautan  biru. Bakal capek, bakal butuh energi ekstra. Kalau memang ingin memahaminya maka menyelamlah di hatinya dengan “cara”. Pahamilah ia dengan pemahaman yang baik. Karena menyelam yang menggunkan cara akan memandu kita untuk menikmati kedalaman lautan. Menyelam dengan cara akan menuntun kita untuk memahai perasaan perempuan.  Karena melihat keindahan laut tak sekedar memandang hamparan permukaannya saja. Menangkap keindahan laut ialah beserta isinya, ikan-ikan, terumbu karang, bahkan relief-relief di dasar laut, Palung misalnya.

Aku yang perempuan saja masih saja belum bisa mengerti dan memahami hati perempuan-perempuan terdekat. Ombak adalah egoku. Pernah aku mampu manarik ombakku ke lautan agar tak menghempas bersama deretan ombak lain. Tapi apa daya, ketika ombakku sudah sampai pada ujung daratan, maka sengaja kulepas ombakku.Kubiarkan ombakku menyapu pasir-pasir pantai. Menabrak tebing-tebing pantai. Membasahi kaki-kaki manusia. Biar sesekali aku merasa lega. Terhempas semuanya.

Maaf sist, kemarin sengaja aku sedikit peduli dan banyak acuh.

15102015

Rabu, 07 Oktober 2015



Sebuah keiginan kecil yang rupanya belum sempat aku nyalakan,
Harapku, bisa menjadi alasan bapak dan ibu bangga
Harapku, bisa menjadi alasan bapak dan ibu bahagia
Harapku, bisa menjadi alasan bapak dan ibu betah di rumah
Harapku, bisa menjadi mereka tersenyum.
Harapku, semoga bisa menjadi anak shalihah, penentram hati mereka

Friend



Kemarin, sekilas membaca sebuah quote menggelitik di tumblr seseorang, yang katanya ada end dalam fri(end). Agak mikir juga sih, apa iya ada akhir dalam ikatan pertemanan? Heleh.. hehehe 

Aku langsung membatin, mungkinkah ini yang sedang kita alami? Aku baru mengenalmu dalam usia bulanan. Belum samapai ukuran setengah tahun. Kita berdiskusi ala kita, kamu bercerita aku menyimak. Hehe. Sebenarnya lebih sering dirimu yang panjang bercerita ketimbang aku yang cuma menanggapi dengan emote, kata-kata patah semacam hmm.., oh.., lalu.. Walaupun begitu di sini aku malah banyak dapat untungnya dari apa yang kamu ceritakan, dari bagaimana kamu menyikapi kehidupan.  Tapi sangat disayangkan, semenjak akhir September suramu menghilang.Suaramu menghilang di sini dan entah muncul di ruang sebelah mana. Sempet nyesek rasanya kok tetiba jadi gini. Mencoba cari banyak kemungkinan atas hilangmu dari peredaran dunia maya. Mungkin, salah satunya karena kamu benar-benar harus membabat habis tugas-tugas negaramu, seperti yang kamu bilang waktu itu kalau tiga bulan ke depan kamu bakal sibuk.

Kemarin-kemarin aku sedikit bersusah payah membangun pemahaman ini dengan baik. Tak ada yang perlu disesali memang jika obrolan harus  dicukupkan sampai episode ini. Aku bersyukur bisa sebentar  mengenalmu... mas.

“Karena, Allah mempertemukan untuk satu alasan. Entah untuk belajar atau mengajarkan..”
“Ketika mengenal lawan kenis bukan berarti melulu dia adalah yang spesial..”
“ini aku yang harus banyak belajar. Ketika prasangka terbang bersama imaji, terbang terlalu tinggi, hiks.”

Kamis, 01 Oktober 2015

Selamat Pagi



Selamat pagi Oktober
Inilah ritual pagiku yang manis. Membuka jendela sambil Membuka harapan. Menyalakan kipas angin sambil Menyalakan semangat. Memeluk segelas teh hangat sambil memeluk doa-doa.
Tetap semangat dan terus berharap. Meminta kepadaNya untuk selalu mendampingi dalam setiap urusan kita. Karena tiada daya dan upaya melainkan denngan pertolongan Allah..

01102015