Jumat, 18 April 2014

Paragraf Petak Umpet


Bahagianya, melihat para bocah girang dan senang ketika mereka bermain petak umpet. Sebuah permainan yang mengadu kecerdikan, untuk mencari dan menyembunyikan diri. Menjadi si kucing yang siap mencari kawannya, menutup mata di badan pohon lalu berhitung dari hitungan satu sampai hitungan ke sekian. Setelah semua kawanan kucing berhambur ke lorong-lorong atau semak-semak persembunyian, inilah waktunya si kucing beraksi. Berputar ke sana ke mari, berteriak memanggil nama-nama, tak hiraukan panjang detik menit yang ia jejak, tak risaukan berbagai tikungan yang harus dilewati. Untuk "mencari" atas apa yang sengaja disembunyikan dan "menemukan" atas apa yang sengaja disembunyikan.

Lalu bagaimana dengan kita ? Yang dahulunya juga bocah kecil, lalu kini tumbuh menjadi manusia dengan fisik dan batin yang lebih matang..

Akankah petak umpet masih menjadi pilihan permainan kita ? Atau mungkin menjadikannya sebuah anak tangga untuk menapakkan langkah, menuju satu babak kehidupan yang lebih mapan ? Kamu atau aku menjadi si kucing, yang bersiap mencari dan dicari, untuk saling menemukan apa yang sengaja disembunyikan. Tentunya dengan segala perhitungan matang- perhitungan waktu, perhitangan tikungan, serta perhitungan-perhitungan lainnya. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar