Senin, 02 Juni 2014

Cerita di atas Air

http://jejak-bocahilang.com/2012/11/07/pantai-exotic-yogyakarta-pantai-kukup/
Pantai Kukup, Yogyakarta

Berjalan, berlarian, menari, menyusuri tepian pantai. Tak hiraukan terik di bumi khatulistiwa. Abaikan pula kawanan batu-batu kerikil yang siap menorehkan anak-anak luka. Karena tunggulah, sebuah karya indah akan tercipta, antara pasir dan air, disitulah akan terukir pijakan-pijakan kenangan, dari kaki berdua.

Namun sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh. Manusia juga. Sepandai-pandainya manusia berlarian di pantai, nantinya akan terjerembab pula, yang akan menggoreskan garis-garis merah atau apalah namanya.

Dan garis-garis merah itu masih menghiasi, hingga detik ini, saat mata berusaha keras untuk menutup malam. Pada garis pertama tertuliskan, Mengapa karang-karang rindu masih saja tegak berdiri, menghiasi bibir pantai ini, yaitu pantai hati. Pada garis kedua tertuliskan, Mengapa gemuruh angin rasa masih juga kuat berhembus di tepian pantai ini, yaitu pantai hati. Dan pada garis ketiga tertuliskan. Bahkan, mengapa percik-percik rasa masih sesekali duakali menerjang tebing pantai ini, yaitu pantai hati. Adakah daya kuat untuk sekedar membingkai kenangan-kenangan. Atau, adakah daya kuat yang siap untuk melarung kenangan-kenangan ke samudera raya. 

Garis-garis melukis tanya. Dan deret-deret tanya hanya mampu kugenggam dan kubawa saat berdoa. Kemudian kupasrhkan kepadaNya, ujung akhir dari semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar