Selasa, 15 September 2015

Sedikit Kejujuran





Dulu.
Rasanya pengen banget bisa turut serta dalam  *setiap* proses bahagia temen2 terdekat. Proses bahagia yang seperti apa? Itu. Proses yang kami anggap (atau saya saja ya? :D ) sebagai proses yang mendebarkan, tidak biasa, dan pastinya membahagiakan. Mulai dari tahu siapa dia dan bagaimana dia. Bagaimana awal perkenalan. Bagaimana proses bisa berlanjut ke tahapan yang lebih serius. Bagaimana proses penentuan sampai melangkah ke momen sakral . Hingga akhirnya kabar baik itu didengar penduduk bumi. Kenapa aku pengen tahu itu? Karena menemani kalian bahagia aku juga ikut bahagia. Terlebih di situ aku akan mengambil banyak pelajaran yang sudah kalian pelajari sebelumnya. Itu saja..

Sebelum ini.
Aku dan kalian mulai tumbuh, bersama delapan tahun. Kabar2 baik mulai menetas, keluar dari cangkangnya. Bagaimana perasaanku waktu itu? Pastilah bahagia. Bahagia yang seperti apa? Bahagia bercampur haru yang didominasi kesedihan. Biar aja mau dibilang aneh atau wagu. Sampai-sampai waktu itu, beberapa kali, aku mojok di bawah bantal, terlentang, menutupi sesaknya dada. Istilahnya seperti membrontak. Pengen marah tapi jelas ini bukan sesuatu yang salah. Rasanya, waktu terlalu cepat mencurimu dari aku.  Sempat aku meminta sama Allah, sagar aku bisa memahami ini dengan pemahaman yang baik, semoga bisa segera, karena ini semua tetap butuh waktu. Intinya, begitu kabar2 baik itu nyata adanya, aku langsung kacau. Rasa bahagia terkalahkan dengan sedih dan ketidaksiapanku. Hiks..

Sekarang.
Kita semakin matang. Perlahan rasa risau dan kacau mulai membaik. Mungkin yang terjadi saat sebelum ini ialah hatiku masih seluas empang dan sekarang melebar, menjadi seluas rawa. Seperti badai yang pasti berlalu, menjadi ombak yang lebih tenang nan menenangkan. Aku dan kalian mulai sering mendapatkan santapan rohani. Mendapatkan nasihat. Mendapatkan penguatan. Mendapatkan pemahaman. Sekarang, pemikiran dan hati kita sudah mulai lapang. Sederhana saja.. Dengan tameng *sahabat* bukan berarti bisa sesuka hati main ke ruang privasi masing-masing. Untuk kali ini serahkan ruang privasi pada yang berhak mengisinya, keluarga, calon keluarga, dan kerabat yang mendapat amanah untuk memegang keseluruhan proses sakral itu. Ketika kalian bahagia aku akan bahagia. Dan dari sini, cukup aku menunggu kabar baik itu, lalu datang, dan mendoakan kalian. ^_^
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar