Dulu.
Rasanya pengen banget bisa turut serta
dalam *setiap* proses bahagia temen2
terdekat. Proses bahagia yang seperti apa? Itu. Proses yang kami anggap (atau
saya saja ya? :D ) sebagai proses yang mendebarkan, tidak biasa, dan pastinya
membahagiakan. Mulai dari tahu siapa dia dan bagaimana dia. Bagaimana awal
perkenalan. Bagaimana proses bisa berlanjut ke tahapan yang lebih serius.
Bagaimana proses penentuan sampai melangkah ke momen sakral . Hingga akhirnya kabar
baik itu didengar penduduk bumi. Kenapa aku pengen tahu itu? Karena menemani
kalian bahagia aku juga ikut bahagia. Terlebih di situ aku akan mengambil banyak
pelajaran yang sudah kalian pelajari sebelumnya. Itu saja..
Sebelum ini.
Aku dan kalian mulai tumbuh, bersama
delapan tahun. Kabar2 baik mulai menetas, keluar dari cangkangnya. Bagaimana
perasaanku waktu itu? Pastilah bahagia. Bahagia yang seperti apa? Bahagia bercampur
haru yang didominasi kesedihan. Biar aja mau dibilang aneh atau wagu.
Sampai-sampai waktu itu, beberapa kali, aku mojok di bawah bantal, terlentang,
menutupi sesaknya dada. Istilahnya seperti membrontak. Pengen marah tapi jelas
ini bukan sesuatu yang salah. Rasanya, waktu terlalu cepat mencurimu dari aku. Sempat aku meminta sama Allah, sagar aku bisa
memahami ini dengan pemahaman yang baik, semoga bisa segera, karena ini semua
tetap butuh waktu. Intinya, begitu kabar2 baik itu nyata adanya, aku langsung
kacau. Rasa bahagia terkalahkan dengan sedih dan ketidaksiapanku. Hiks..
Sekarang.
Kita semakin matang. Perlahan rasa risau
dan kacau mulai membaik. Mungkin yang terjadi saat sebelum ini ialah hatiku
masih seluas empang dan sekarang melebar, menjadi seluas rawa. Seperti badai
yang pasti berlalu, menjadi ombak yang lebih tenang nan menenangkan. Aku dan kalian mulai sering
mendapatkan santapan rohani. Mendapatkan nasihat. Mendapatkan penguatan. Mendapatkan
pemahaman. Sekarang, pemikiran dan hati kita sudah mulai lapang. Sederhana
saja.. Dengan tameng *sahabat* bukan berarti bisa sesuka hati main ke ruang
privasi masing-masing. Untuk kali ini serahkan ruang privasi pada yang berhak
mengisinya, keluarga, calon keluarga, dan kerabat yang mendapat amanah untuk
memegang keseluruhan proses sakral itu. Ketika kalian bahagia aku akan bahagia.
Dan dari sini, cukup aku menunggu kabar baik itu, lalu datang, dan mendoakan
kalian. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar